Langsung ke konten utama

Mengenal lebih jauh tentang Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)


Mengenal lebih jauh tentang Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)


Salah satu faktor penting dalam hidup adalah sehat dan sejahtera. Tidak ada seorangpun ingin sakit, namun terkadang abai karena merasa dirinya kuat dan sehat. Dengan seiringnya waktu berjalan aktivitas sehari-hari terasa sangat padat apalagi hidup di kota besar sehingga beberapa pola keseharian sering terlewatkan seperti asupan gizi harian, kurangnya rutin dalam berolahraga, pola tidur yang tidak sesuai, bahkan mungkin lingkungan sekitar yang ternyata juga kurang sehat. Hal-hal inilah yang memacu timbulnya penyakit khususnya Penyakit Tidak Menular (PTM).


Kehidupan sehat dan sejahtera masuk dalam poin nomor tiga Sustainable Development Goals (SDGs) maka perlu semakin sadar serta paham terhadap kesehatan kita pribadi maupun keluarga tercinta. Jangan menunggu sakit barulah memeriksakan diri ke dokter atau bahkan hal paling ditakuti yaitu masuk Rumah Sakit. 

Ulang tahun RSIA Bunda Ciputat bersama kader Posbindu

Sebagai Individu paling tidak mempunyai kesadaran akan kesehatan. Sangat tepat jika rutin memeriksakan kesehatan agar terpantau kondisi tubuh, ibarat seperti peribahasa “Sedia payung sebelum hujan” yang maknanya adalah sebaiknya mempersiapkan sebelum sesuatu hal terjadi.


Kita ketahui bahwa ada dua jenis penyakit, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM). Pengertian penyakit menular adalah perpindahan penyakit dari orang yang sakit ke orang yang sehat, sedangkan penyakit tidak menular adalah sebuah penyakit yang tidak mengalami proses pemindahan dari orang lain, namun menjadi penyebab kematian yang paling banyak. (https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-penyakit-tidak-menular-dan-pencegahannya


Menurut data dari World Health Organization (WHO). Penyakit Tidak Menular (PTM) mempunyai angka kematian yang cukup tinggi yaitu 73% di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular. Rincian penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian meliputi penyakit kardiovaskular 25,6%, kanker 8,8%, penyakit pernapasan kronis 4,4%, diabetes melitus 4,4%, dan penyakit tidak menular lainnya 29,8%.

Pemeriksaan Gratis spesial untuk Wanita

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam kesepakatan menyertakan Penanganan terhadap PTM sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) dengan diadakannya pembangunan berkelanjutan sebagai wujud langkah-langkah yang berpotensi untuk membuat dunia yang lebih bersih, lebih adil, lebih sejuk, dan sejahtera. Faktor kesehatan prasyarat untuk hasil dan indikator dari dimensi pembangunan berkelanjutan. (http://www.who.int, 2012).


Mendasar dari jumlah kasus PTM di Indonesia sebanyak 59,7% pada tahun 2015, di mana 70% di antaranya tidak tahu dirinya sedang menderita penyakit tidak menular (www.scribd.com, 2017). Keputusan Menteri Kesehatan RI diwujudkan dalam Rencana Strategis (Renstra) yang akan dicapai pada tahun 2015-2019, sesuai keputusan nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Program Indonesia sehat khususnya untuk menangani Penyakit Tidak Menular (PTM) disebut Pos Bimbingan Terpadu (Posbindu).

Kegiatan Edukasi Kesehatan bersama Dokter

Sebelum mengenal jauh tentang Posbindu, biasanya terbesit pertanyaan tentang perbedaan antara Posyandu dengan Posbindu? Nah perbedaannya paling utama adalah sasaran, dimana Posyandu mencakup bayi, balita, Ibu hamil, Ibu menyusui, Ibu nifas serta Wanita dengan masa usia subur, sedangkan Posbindu sasarannya kelompok Masyarakat sehat beresiko penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) yang masuk pada usia 15 tahun keatas. 

Sebagai tambahan informasi selain Posbindu-PTM, Posyandu, ternyata Posyandu Lansia, dan Posyandu Remaja juga hadir di tengah-tengah Masyarakat. Sedikit penjelasan mengenai Posyandu Lansia dan Posyandu Remaja. Keduanya sama-sama sebuah wadah pelayanan kesehatan, lalu yang membedakan adalah pengelompokkan usia dan kategori. 

Untuk Posyandu Lansia dikhususkan melayani kesehatan lansia dimana sasaran pengelompokkan usia seperti pra-lansia yang dimulai usia 45-59 tahun, lansia mulai 60-69 tahun, dan yang terakhir lansiaristi mulai 70 tahun keatas.

Sedangkan Posyandu Remaja menurut website diskes.badungkab.go.id menerangkan bentuk layanan kegiatan berbasis remaja khusus membahas kesehatan fisik dan mental remaja, bertujuan membantu perkembangan remaja, masa remaja adalah masa yang paling labil sehingga disetiap kegiatan akan dihadirkan seorang psikolog.


Tidak jarang kasus penyalahgunaan obat terlarang, atau kesehatan mental di usia Remaja. Dengan  hadirnya Posyandu Remaja sangat cukup membantu menjembatani persoalan antara orangtua, keluarga dan anak remaja.


Dari semua penjelasan diatas layanan-layanan kesehatan ini mempunyai syarat. Untuk mendirikan ada quota angka minimal warga sesuai pengelompokan kategori dan kebutuhan. Seperti misalnya untuk mendirikan Posbindu-PTM, diperlukan angka minimal sesuai area di lingkungan tersebut yaitu 50 warga yang berusia 15 tahun keatas.

Screening Kesehatan

Layanan kesehatan Posyandu dan Posbindu secara singkat telah dijelaskan, namun kali ini akan lebih mengulas tentang Posbindu-PTM. Sebagian Masyarakat mungkin belum terlalu banyak mengenal tentang Posbindu-PTM (Penyakit Tidak Menular), dengan fokus utamanya adalah layanan kesehatan.

Posbindu-PTM sendiri dibentuk oleh Masyarakat, Warga setempat melalui jalur Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), dengan cara melayangkan ajuan proposal ke tingkat Kelurahan serta mencantumkan surat resmi yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan setempat. 

Ajuan mendirikan Posbindu-PTM bisa dari kelompok Masyarakat dan tidak terpaku hanya lingkungan perumahan saja. Posbindu-PTM dapat berdiri melalui perkumpulan Masyarakat lain seperti Organisasi, Tempat Kerja, Sekolah, Koperasi, Klub Olahraga, Karang Taruna, Masjid atau Gereja, dan kelompok-kelompok potensial Masyarakat lainnya.

Kegiatan Donor Darah

Mari mengenal Posbindu-PTM lebih mendalam. Menurut Kementerian Kesehatan  (https://p2ptm.kemenkes.go.id) kepanjangan dari (POSBINDU-PTM) Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung ,diabetes, penyakit paru, asma, dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. 

Posbindu-PTM sendiri dibentuk untuk mewujudkan kepedulian Masyarakat akan kesehatan dalam melakukan pengendalian terhadap penyakit tidak menular, meningkatkan kualitas hidup, menambah ilmu dan berbagi pengalaman edukasi, serta mempererat tali silaturahmi antar warga.

Yang ditawarkan dari layanan Posbindu-PTM adalah seputar kesehatan tubuh, sebagai deteksi dini jika ada masalah penyakit ke arah yang serius, setidaknya antisipasi dan kontrol kondisi tubuh dalam mengurangi resiko yang lebih tinggi.


Posbindu-PTM punya slogan yaitu CERDIK yang mempunyai arti kepanjangan C: Cek kondisi kesehatan secara berkala, E: Enyahkan asap rokok, R: Rajin aktivitas fisik, D: Diet yang sehat dengan kalori seimbang, I: Istirahat yang cukup, dan yang terakhir K: Kelola stress. Maka disetiap kegiatan ada aturan alurnya, seperti melakukan pendaftaran, kemudian sesi wawancara yang bertujuan menggali informasi, tahap berikutnya penimbangan berat badan, mengukur lingkar perut, mengukur indeks massa tubuh, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, dan tidak ketinggalan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida). Masuk sesi akhir adalah sesi edukasi atau konseling berdasarkan data pemeriksaan yang langsung disampaikan oleh Dokter dari Puskesmas.


Posbindu-PTM ini beroperasi terjadwal dan rutin dengan layanan yang murah atau bahkan gratis tergantung dari kesepakatan para pengurus Posbindu-PTM. Kegiatannya pun beragam dan tidak melulu pemeriksaan kesehatan saja, karena biasanya para pengurus Posbindu-PTM kreatif mengatur kegiatan yang variatif. Seperti kegiatan olahraga bersama bisa dibilang lumayan banyak peminatnya, atau sesekali mengadakan program donor darah dengan menggandeng pihak PMI, kemudian dilain kesempatan  mengadakan event seperti edukasi talkshow yang bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit (RS), bahkan bisa dibilang Rumah Sakit swasta kerap memberikan sponsor atau bahkan pemeriksaan spesialis gratis.

Posbindu-PTM sendiri dibentuk dari kesadaran Masyarakat yang terkumpul dengan tujuan yang sama yaitu kesehatan. Siapapun bisa mendirikan Posbindu-PTM terintegrasi dalam kelompok tertentu. Dalam pelaksanaannya Posbindu-PTM ini mandiri namun tidak lepas pendampingan dari pihak Puskesmas setempat, berkas laporan  menjadi bentuk kewajiban yang diteruskan kepada pihak Puskesmas dalam setiap kegiatan.




Sama seperti layanan kesehatan atau lembaga lainnya, di Posbindu-PTM juga mempunyai Struktur Organisasi dan Pengurus didalamnya disebut Kader. Seorang Kader diberikan pelatihan dari pihak Puskesmas yaitu dasar-dasar melakukan pemeriksaan awal seperti mengukur tekanan darah, cek gula darah atau kolesterol dan kegiatan dasar lainnya yang sifatnya membantu Petugas Kesehatan Puskesmas, karena Petugas Kesehatan dari Puskesmas biasanya hanya satu atau dua orang yang mendampingi disetiap kegiatan Posbindu-PTM, dengan antusias kehadiran Warga di setiap event  yang berjalan sehingga Kader inilah yang sangat membantu layaknya Petugas Kesehatan.


Siapa saja yang bisa menjadi kader? Kader ditentukan atas kesepakatan bersama, karena kader juga bagian dari pembentukan pengurus yang sifatnya sukarela. Dengan minimal pendidikan setingkat SLTA sudah bisa menjadi Kader. Menurut website P2PTM.Kemenkes penamaan Kader dimulai dari Koordinator atau Ketua yang bertanggung jawab atas kegiatan serta berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan Pembina yang terkait di wilayahnya.

Penamaan Kaderpun ternyata ada bagian-bagiannya seperti Kader Penggerak tugasnya yaitu selalu bisa komunikatif bergerak ke Masyarakat sekaligus melakukan wawancara kepada Masyarakat. Kemudian ada Kader Pemantau, Kader Konselor atau Edukator, dan kader Pencatat. Yang masing-masing dari Kader mempunyai tugas dan tanggung jawab.


Jika ditarik kesimpulan tugas dan tanggung jawab para Kader adalah melakukan pendekatan kepada Pimpinan kelompok organisasi, lembaga ataupun Institusi sehingga jalinan kerjasama yang dibentuk dengan pihak luar juga dapat memberikan manfaat pada lingkungan Posbindu-PTM, kemudian tugas lain dari Kader melakukan survey pencatatan pendataan terkait kesehatan di lingkungan. Posbindu-PTM menggalang sumber daya maupun dana yang berasal dari Masyarakat.

Warga atau Masyarakat yang di lingkungannya ada Posbindu-PTM menjadi lebih mudah dalam kontrol kesehatan secara rutin, paling tidak lebih terpantau kondisi dan pola hidup sehat seperti mengatur pola makan dan olahraga. Cara pandang Masyarakat menjadi lebih terbuka ketika dihadirkan kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan dan konseling tentang kesehatan. 


Target Pemerintah dalam rangka menurunkan angka kematian yang salah satunya bermuara dari Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah mendirikan Posbindu-PTM (Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular). Pemerintah juga mengajak perkumpulan Masyarakat untuk mendirikan Posbindu-PTM sebagai sarana dan prasarana dalam meningkatkan kepedulian akan kesehatan bersama sehingga perilaku rasa gotong royong juga mengalir. 


Masih banyak Masyarakat yang tidak kenal dengan Posbindu-PTM atau masih banyak Masyarakat yang kurang edukasi sehingga antusias akan kehadiran Posbindu-PTM masih terasa “berjarak”  padahal layanan kesehatan ini sangat membantu Warga dalam kepedulian akan kesehatan masing-masing ataupun Keluarga. Yuk rutinkan bersama cek kesehatan, Yuk ke Posbindu-PTM.



-Galuh- 

 


Postingan populer dari blog ini

Lebaran tahun 2017

Pemerintah menetapkan awal Ramadan 1438 Hijriah pada Sabtu 27 Mei 2017. " Di awal sidang isbat kami mendapat laporan setidaknya empat titik berhasil melihat hilal. Maka, seluruh peserta sidang bersepakat bahwa malam ini kita memasuki 1 Ramadan dan besok pagi Sabtu 27 Mei kita mengawali puasa Ramadan tahun ini," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kemenag, Jakarta, Jumat (26/5/2017).  Sidang isbat penentuan awal Ramadan ini dihadiri duta besar negara-negara sahabat, DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).  Puasa Ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari dalam puasa . Menurut ajaran Islam dalam puasa di bulan Ramadhan dapat menghapus kesalahan atau terampuni dosa yang telah diperbuat selama 2017 ini. Namun harus dengan kekuatan iman dan mengharapkan pahala dari ridha Allah SWT Puasa p...

Andaikan Jadi Dia…

Andaikan Jadi Dia… Sering gak sih menemukan cerita seperti ini disekitar kita? bahwa…. andaikan kamu jadi aku,,, kemudian muncullah pemikiran membandingkan? lalu kemudian kebalikannya yaitu berpikir andaikan kamu jadi dia…. Harusnya tuh kamu seperti ini lhoo! Seringkali berandai memposisikan menjadi orang lain. dengan melihat posisi yang seakan akan bisa diperbaiki jika kamu berada diposisi dia, atau dia lah yang diposisi kamu…. Seakan-akan hanya dia yang punya solusi, atau malah kamu sendiri yang hanya bisa menemukan solusi itu, bahkan yang lebih buruk lagi mungkin hanya kamu yang bisa mengatasi bahkan memecahkan persoalan itu. Seorang yang superpower jika kita bisa menyebutnya seperti itu… Pernah merasa seperti itu? pasti semua orang pernah seperti itu, bahkan aku sendiri juga pernah merasa seperti itu, bahwa aku yakin, kalau aku bisa lebih baik mengatasi persoalan yang tengah terjadi dibandingkan dia. keadaan ini kerap terjadi dimanapun itu, namun pada dasarnya jika itu terjadi yang...